Kamis, 27 November 2014

cerita ekstrem

Hi. Mau cerita ekstrem nih. Tentang supir angkot -____- kenapa supir angkotnya? Uwak-uwak supir angkot tadi pagi itu gaul men. Dari mulai naik sampe turun lagu yang diputarnya lagu Avril Lavigne semuaaaa asli! Ada video klipnya juga lagi. Gaul parah dah tu uwak supir angkot.

Biasanya nih yaaaaaa di angkot tuh lagu-lagu yang di putar lagu karo pas mau ke sinabung atau gak lagu dangdut koplo yang penyanyinya entah siapa aja tapi klipnya seksi-seksi -_-

Tapi uwak supir angkot ni beda hahahaaha kurang lebih 30 menit perjalanan ke kampus, hampir satu album ku rasa yang udah diputar. Alhasil selama di angkot nonton klipnya Avril ajalah yekan. Pas pulak tuh duduknya di belakang supir. Yang biasanya tidur kalo lagi di angkot, apalagi kalo angkotnya sepi (kebiasaan cuy), tapi tadi engga loh hahahaydek.

Dari semua lagu Avril yang diputar uwak itu, yang nempel tuh lagu yang judulnya when you’re gone. Kenapa lagu ini? Karena lagu ini yang paling aku tahu (selain yang judulnya I love you) -_- terus aku langsung download lagu ini dan galau seketika. Gubrak!
Nih aku kasi liriknya (hasil googling, sumpah!)

AVRIL LAVIGNE
WHEN YOU’RE GONE
I always needed time on my own
I never thought I’d need you there when I cry
And the days feel like years when I’m alone
And the bed where you lie is made up on your side

When you walk away
I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now?

When you’re gone
The pieces of my heart are missing you                                                                                           
When you’re gone
The face I came to know is missing too
When you’re gone
All the words I need to hear to always get me through the day
And make it OK
I miss you

I’ve never felt this way before
Everything that I do reminds me of you
And the clothes you left, they lie on my floor
And they smell just like you
I love the things that you do

When you walk away
I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now?

When you’re gone
The pieces of my heart are missing you
When you’re gone
The face I came to know is missing too
And when you’re gone
The words I need to hear to always get me through the day
And make it OK
I miss you

We were made for each other
Out here forever
I know we were, yeah

All I ever wanted was for you to know
Everything I do I give my heart and soul
I can hardly breathe, I need to feel you here with me
Yeah

When you’re gone
The pieces of my heart are missing you
When you’re gone
The face I came to know is missing too
When you’re gone
The words I need to hear will always get me through the day
And make it OK
I miss you

Gimana? Udah galau belum? Kalo belum, berarti hati anda sehat! Congratulation yeay.

Sekian dulu cerita ekstremnya, bye.

Rabu, 26 November 2014

im sorry

Tidak. Aku tidak akan marah padamu. Kau tetap sahabatku. Ini hanyalah batu kerikil yang sangat kecil dalam perjalanan panjang persahabatan kita. Entah sepanjang apa kenyataannya, yang jelas aku menganggap ini akan abadi sekalipun kau tidak sependapat denganku tentang keabadian yang baru saja ku sebut.

Anggap saja apa yang ku katakan kemarin tak pernah ada. Atau aku hanya bercanda. Anggap saja kita tak pernah membicarakan hal itu. Aku tau itu sulit, bukan hanya untukmu tapi juga untukku. Pasti ada yang mengganjal di antara kita setelah kejadian itu. Aku minta maaf padamu karena telah menodai persahabatan yang telah sejak lama kita bangun. Suka mu adalah suka ku, duka mu adalah duka ku, begitun sebaliknya. Hitam putih perjalanan kita berdua telah ku simpan di hati yang terdalam. Aku sungguh minta maaf.

Sekarang rasanya berbeda. Kau tau tidak? Aku bingung harus kemana saat aku ingin bercerita tentang kejadian yang kualami sepanjang hari. Cerita kesedihan atau kebahagiaan yang keluar dari mulutku selalu kau dengar. Meskipun terkadang kau menampakkan wajah yang bosan. Aku tau itu, tapi aku dengan sengaja tetap bercerita dan kau tetap mendengarkanku. Kau sangat mengerti bahwa aku adalah orang yang paling sangat ingin di dengar ceritanya. Saat aku sedang kacau seperti sekarang, kaulah orang yang paling kurindukan. Orang yang selalu menjadi sandaranku selama ini. Sepertinya kau benar-benar menjauh dariku.

Aku bergantung padamu. Juga bergantung pada semua fasilitas yang kau beri untukku. Hingga akhirnya aku tak lagi bisa melihat laki-laki lain disekitarku. Karna yang kupahami saat itu adalah aku memiliki kau. Kau yang selalu ada untukku kapanpun aku butuh. Bahkan aku sempat berpikir bahwa aku hanyalah benalu dihidupmu. Tapi kau menepisnya. Kau marah besar padaku saat itu ketika ku katakan tentang ke-tidak-enak-an hatiku padamu. Aku merasa aku selalu merepotkanmu. Tapi kau tidak pernah berpikir seperti itu. Kau selalu baik. Bahkan terlalu baik padaku. Tak pernah terpikir olehku bahwa suatu saat kita akan berjauhan.

Setelah kejadian itu, kau tak lagi datang padaku. Sama sekali tidak. Tidak ada telepon, tidak ada sms, tidak ada bbm, apalagi untuk sekedar mampir ke rumah. Mungkin kau benar-benar tak lagi mau menemuiku. Aku pahami itu sepenuh hatiku. Aku telah mengecewakanmu. Mungkin ini memang pantas ku dapatkan –seorang sahabat yang tidak tau berterima kasih-.

Sesungguhnya aku menyesal. Kau tau itu? Ya. Aku yakin kau pasti tau tentang penyesalanku. Hanya saja kau tak mau tau yang lebih lagi tentangku. Entah sampai kapan. Aku sangat menyesal. Seandainya aku bisa menahan perasaan itu sejak awal, perasaan itu tidak akan tumbuh dan berkembang menjadi semakin besar seperti ini. ‘Seandainya aku bisa menahan perasaan itu sejak awal?’ hah tentu aku sangat bisa melakukannya, tapi aku malah dengan sengaja membiarkan perasaan itu tumbuh dan berkembang. Hingga akhirnya aku tidak lagi bisa menahan perasaan itu, dan ku tumpahkan semua padamu. Kau diam. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutmu. Kau benar-benar diam. Bahkan tak ada ekspresi di wajahmu yang bisa ku tebak. Sejurus kemudian kau pergi. Pergi dan tak kembali hingga saat ini.

Apapun yang kau pikirkan tentangku, apapun yang kau katakan, apapun yang kau lakukan, aku terima sahabatku. Seperti yang pernah ku katakan, aku tidak marah padamu. Kau tetap sahabat terbaik bagiku.. Aku selalu percaya, ini hanyalah batu kerikil yang sangat kecil dalam perjalanan panjang persahabatan kita. Aku percaya maaf itu akan datang. Aku akan selalu menanti maaf darimu atas kebodohan yang kulakukan –mencintai sahabat sendiri-.

The end.


Selasa, 25 November 2014

hoping you

Kau menyadarkan ku bahwa aku butuh seseorang. Kau benar. Aku membutuhkan seseorang. Dan sekarang aku menemukannya. Tapi dalam diam. Aku tak berani berkata. Kau mau tahu siapa laki-laki itu? Dia adalah kau. Kau tak percaya? Terserah. Kau tak tertarik untuk membalas perasaanku? Itu juga terserah. Walau itu adalah harapan terbesarku saat ini. Terima kasih telah menyadarkan ku, menyadarkan ku untuk membuka hati kembali.

Aku tak mengapa bila rasa ini kembali tak berbalas. Sama seperti yang kemarin. Aku tak mengapa bila kau tak lagi mau bertemu denganku. Asal kau tetap menganggapku sebagai temanmu. Sekalipun itu dalam hati.

Aku percaya laki-laki baik untuk perempuan yang baik-baik pula, begitupun sebaliknya. Bila kita berjodoh Allah akan mempertemukan. Bila tidak berjodoh, siapa yang mampu menghalangi kuasaNya? Aku sudah terbiasa untuk mengikhlaskan hal-hal yang sangat aku inginkan. Walau untuk ‘terbiasa’ itu prosesnya cukup memakan waktu lama. Tapi jika kau sudah bisa ‘mengikhlaskan’ sesuatu yang kau inginkan, percayalah… hatimu akan tenang, lapang, dan semua menjadi lebih riang.

Percayalah. Itu semua karena Allah telah menyiapkan bahwa ada sesuatu yang jauh lebih pantas untuk mu di depan sana. Bukan berarti yang kau inginkan itu tidak baik, hanya saja dia yang kau inginkan mungkin lebih pantas dengan perempuan baik-baik lainnya diluar sana.

Lalu bagaimana dengan perasaan yang kumiliki saat ini? Entahlah. Perasaaan ini akan tetap disini. Entah sampai kapan. Haha tenanglah.. aku tidak akan memaksa. Perasaan ini adalah sebagai karunia Nya yang menandakan bahwa ternyata aku telah bisa membuka hati kembali. Perasaan ini takkan mungkin kupaksakan. Sudah kubilang bukan, bahwa aku telah terbiasa untuk mengikhlaskan sesuatu yang ku inginkan. Bukan menyerah atau tidak mau berjuang. Aku cuma tidak ingin memaksakan kehendakku pada orang lain.

Ini proses pencarian. Kalau bukan kau, mungkin yang lainnya. Kalau bukan sekarang, mungkin nanti waktunya. Aku cukup mempercayai bahwa Allah yang maha tahu segalanya akan memberikanku yang terbaik, diwaktu yang baik pula.


Dan kini, mulai malam ini namamu akan menambah daftar panjang doaku yang telah kususun sejak lama. Sampai nanti Allah memberiku petunjuk tentang perasaan ini J

Senin, 24 November 2014

curcol disela2 revisi

Hi. Pingin nulis tapi gatau mau nulis apa. Haha. Garing. Asli. Pingin ngeluarin unek-unek tapi gatau mau mulai dari mana. Gatau juga yg mana yg mau dikeluarin.

Belakangan ini lagi sibuk revisi proposal. Ga kelar-kelar karena banyak hal. Modem yg lelet, notebook yg sering hidup segan mati tak mau, si omak merepet aja buat ga konsen, ngurusi berkas ppl yg ga siap-siap, referensi yg ga dapat-dapat, ga ada uang buat beli buku (asli tabungan tekuras selama ppl), sampe rasa malas yg sering muncul. Masih banyak lagi sih.. kalo mau cari-cari alasan buat suatu hal itu paling gampang emang.

Ini aja nih disela-sela ngerjain proposal sempet nulis beginian, saking suntuknya dan fokus buat ngerjain yg mulai hilang.

Selain alasan-alasan di atas ada alasan lain yg buat dada sesak, pikiran bertambah, makan tak enak, tidur tak tenang, mandi tak basah, oalahh Rambo sedang jatuh cinta dengan ayam di kampung sebelah (ayamnya Tok Dalang). Haha ga jauh beda dengan si Rambo, saya juga sedang jatuh cinta. Ciyeeeeee. Agak malu cerita beginian :D

Entah kenapa pas disaat2 yg harusnya happy karena ‘feeling’ ini, selalu ada ketakutan2 yg muncul. Selalu ada rasa ga pede yg bikin minder. Mulai dari… perasaan takut kalah dari masa lalunya, perasaan yg mikir kalo saya bukan tipenya, takut kecewa, takut di phpin, takut dan takut takut yg lainnya..

Sebenarnya ini sisi negative yg agak susah saya buang. Pemalu dan ga pedean. Suka minder sendiri. Padahal belum tentu orang lain menilai kita dengan apa yg kita pikirkan.

Sendiri dalam kurun waktu 3 tahun itu bukan hal mudah.. selalu ada perasaan untuk ingin punya orang yg kita percaya lagi, orang yg menyayangi kita lagi, dan sebaliknya. Namanya juga cewek normal, wajar dong yekannnn. Tapi ya gitu deh… memperbaiki perasaan yg hancur berkeping-keping itu aja butuh waktu hampir 2 tahun, nah sisanya? Perasaan trauma. Hati udah bagus lagi, perasaan udah oke. Udah ga ada yg namanya ingat-ingat mantan. Tapi perasaan trauma atau takut? Ada. Ya itu tadi, takut dikecewain dikhianati diselingkuhi (lagi).

Nah, balik lagi. Pas saat sekarang yg udah bisa mulai mencintai yg lain.. malah terhambat dengan feeling doi (selain ketakutan tadi). Jadinya ya ga berani berharap banyak. Haha kitekan cewek, jadi yaaa disimpen ajalah dulu perasaannya. Trus kenapa harus si doi orangnya? Karena tiba-tiba bisa ngerasa nyaman. Kenapa nyaman? Ya gatau. Rasa nyaman ga bisa dibuat2, ga bisa dijelasin juga. Pokoknya nyaman aja muehehe :D
Ini kalo dilanjutin bakal muter-muter, ga tau ujungnya dimana, dan ga bakal tamat ceritanya. So, the end.

Blog ini saya buat awalnya memang sebagai media saya untuk ngeluarin unek-unek. Berhubung saya tipikal orang yang ga bisa dan ga terbiasa curhat ke orang-orang (selain yg saya ngerasa nyaman untuk bercerita). Apa-apa disimpen sendiri, dipendem sendiri (untung ga beranak pinak), punya pertanyaan jawab sendiri, punya masalah selesaikan sendiri. Haaahhh kasian. Sampe nyesek2 nih di dada. Berat. Kalo udah ga tahan karena saking menumpuknya masalah yg dipendam, ya beginilah nulis2 ga jelas. Selain nulis? Ya nangis. Nangis? Iyalah nangis, apa lagi.

Udah ye hehe adek mau lanjutin ngelarin proposal dulu. Udah agak mendingan nih uda di keluarin unek-uneknya..

bye

Minggu, 23 November 2014

desperately

Hi my blog, I need u now. Hiks :’(

For the first, I’m falling in love now. I know and I believe this feeling for him. But I don’t know how his feeling. I’m so sad.

Second, I have a lot problem. In home with my family and also in my university about my duty. Nobody can understand me.

Third, about my health. From sore throat , cough , flu , until fever. Hoamm.
 
And the last, I really need someone beside me. I need you. I’m sorry if I always ignore you. I’m so sorry.
 
The end.