Senin, 11 Februari 2013

Happy Holiday Today

Sepertinya blog ini sudah terlantar selama sebulan lebih, maafkan daku wahai blog:')


Halo holiday!!!! :))))))) (telat) liburan tinggal seminggu lagi, minggu depan uda masuk haha belated sekali.
Hari ini jalan sama temen SMP tercintah:* trakir ketemu pas buka puasa bareng tahun lalu. Engga semua sih, Cuma Dila sama Vinni. Kenapa cuma bertiga? Karna rencananya mendadak. Very mendadak wkwk. Tadi pagi tiba tiba si vinni sms bilang dila ngajak jalan, karna bosan dirumaaaaaaaah akhirnya aku okehhhhin deh:)

Pertanyaan selanjutnya, kenapa mendadak? Ini pertanyaan penting nih haha. Karna kalo ga mendadak ga bakal bisa ketemu. Menurut pengalaman sih biasanya kalo uda direncanain dari jauh jauh hari, pas hari H-nya semua gagal! 

Karna mendadak dan gatau mau kemana (yg penting bisa ketemu dulu), akhirnya ngambil yg simpel dan terdekat yaitu ke kerfur -_-.  sms sms sms dila lgsg dari kampus ke kerfur, vini sama aku dari rumah. Trus janjian jam 1. Karna rumahku deket aku sih nyantai aja haha jam 1 teng baru gerak. Eh pas nyampe sana teteeeeeep aja aku yg deluan nyampe :| dan harus nungguin tuyul tuyul itu lagi. Karna janjian di sky cross, akhirnya aku yg udah didalam kerfur balik lagi ke sky cross ujung sana deket mekdi. Ga lama tuyul Dila dateng, trus nyusul tuyul Vinni. Gatau jam berapa, akhirnya ngumpul semua. Nah karna aku dari pagi belum makan dan kelaperan trus si Dila mau nyari tempat yg ada colokan, kita milih milih tempat. Akhirnya si Dila ngerekomendasikan makan di D’ cost. Sampe sana ternyata jeng jeng jeng colokannya gak ada hahaha.

Siap makan, muter muter. aku mau nyari kado buat temen tapi gak dapet. Si dila mau nyari sepatu sports buat dance dan ga dapet juga -___- terus kan mau mamam eskelim di AW, tapi karna aku sesak pipis aku takut byurrr kalo mamam es lagi. Yaudah aku minta ke toilet dulu :|

Eh pas keluar toilet gajadi mama eskelim di AW, jadinya ngedunkin. Mau ngedunkin juga karna si Dila ada diskon 10% gitu wkwk yaaaah mayanlah yakan. Sampe di tempat ga jadi mesen dunkin, cuma pesen minum doang karna kenyang-___- tapi asssssseli ya, tempatnya nyamaaaaaaaaaaaan kali:)))))) betah deh kalo lama lama disana.

Satu lagi keuntungannya selain dapet diskon 10% dan tempatnya nyaman, disana ada colokan wkwkwk akhirnya si Dila sama Vinni gantian deh tuh make colokannya-_-dasar bb user, gabisa lepas dari colokan!

Karna uda sore dan rumah si vinni nun jauh di mato, akhirnya ga lama disana. Nah pas pulang si Dila bingung sendiri naik angkot apa hahahaha karna vinni juragan angkot jadi dia tau tuh angkot Dila. Dila naik angkot 10 katanya, tpi jalannya muter muter lewat usu - setia budi - kasuari – merak - amal - pinang baris trus ke kp.lalang juga ujung-ujungnya. Sebenernya angkot aku sama vinni sih ga ribet, semua jurusan kp.lalang lewat. Tapi Dila kunyuk maksa buat naik angkot bareng-_- Karna aku dan Vinni baik hati dan tidak sombong (walopun kurang iklas) akhirnya naik angkot bareng Dila jugak. Hahahahaha. Si Vinni sampe rumah jam 7 dan lgsg sms, merepet -_- wkwkwk ga heran sih kalo Vinni merepet :p

Ketemu,makan,jalan,cerita:') apasih yg diceritain?hahaha aku gatau, aseli. ini itu anu inu, apa aja deh.

Happyfunnyandsotiredlalalala <3 sebentar tapi berarti!
Happy Holiday!!!!

Alfabet Baru Teman Palestina Kita

mungkin ini agak telat di post tapi ini berarti buat aku ketahui dan mungkin kalian semua ketahui. ini terjadi pada tahun 2008 silam.


Perang brutal  Israel yang dilancarkan ke Jalur Gaza selama 22 hari melekat kuat dalam ingatan anak-anak Gaza. Sedemikian melekatnya, sehingga anak-anak Gaza memaknai susunan abjad dalam alfabet dengan kata-kata yang berkaitan dengan peperangan yang baru saja mereka alami.

Shaimaa, seorang siswi sekolah dasar di Gaza berusia 10 tahun, tidak lagi menuliskan huruf A misalnya, untuk kata “Apple” atau huruf B utuk kata “Ball”. Shaimaa lebih memiliki kata “Apache” (jenis helikopter tempur yang digunakan Israel saat menyerang Gaza) untuk huruf A, kata “Blood” (darah) untuk huruf B, kata “Coffin” (peti mati) untuk huruf C dan kata “Destruction” (kehancuran) untuk huruf D dan seterusnya.

Hampir semua anak-anak Gaza melakukan hal yang sama dengan Shaimaa. Mereka membuat kata-kata dari susunan alfabet berdasarkan pengalaman mereka melihat dan merasakan sendiri kekejaman Israel dalam perang yang baru saja usai.

Seorang guru di Gaza bernama Amal Yunis mengakui banyak anak-anak tingkat taman kanak-kanak di kelasnya yang juga menggunakan kata-kata yang hampir sama dengan yang digunakan Shaimaa. Ia menceritakan pengalamannya ketika mengajar di dalam kelas, ia menempel gambar apel (Apple), bunga (Flower) dan kelinci (Rabbits) dengan warna-warna yang mencolok dengan maksud membuat anak-anak senang melihatnya. Amal lalu bertanya pada murid-muridnya, “Anak-anak,siapa yang tahu kata yang diawali dengan huruf ‘F’?”

Seorag muridnya bernama Amgad menjawab, “Saya tahu, Bu, ‘F’ untuk ‘F-16’ (jenis pesawat tempur yang digunakan Israel).”

Yunis berusaha menjelaskan dan meyakinkan murid-muridnya bahwa jawaban yang benar adalah “Flower”. Tapi ia makin terkejut ketika siswa-siswi kecilnya malah memberikan kata-kata yang lain seperti “Fear” (takut), “Flee” (mengungsi), dan “Fire” (api, kebakaran).

Serangan keji Israel ke Gaza membuat anak-anak di Gaza kini akrab dengan bahasa-bahasa yang merefleksikan pengalaman mengerikan mereka selama perang berlangsung. Seorang ibu bernama Umi Faras mengatakan, anak-anaknya kini lebih banyak memperbincangkan tentang perang, pemboman, dan kematian. Salah seorang anak lelaki Umi Faras yang masih berusia tiga tahun, sampai sekarang bahka masih suka gemetar dan menjerit ketakutan jika mendengar suara-suara bising di luar rumah.

“Dia akan menangis dan berteriak, ‘ibu.. bom, bom’,” tutur Umi Faras

Lain lagi dengan Alaa Al-Shawwa, seorang anak perempuan Gaza berusia 6 tahun. Ia tidak percaya dengan dongeng-dongeng yang diceritakan ibunya sebelum ia tidur. Alaa selalu mengatakan pada orang tuanya, “Tidak Bu. Anak perempuan berbaju merah itu tidak dimakan oleh serigala. Tapi dibunuh oleh orang-orang Israel.”

Perilaku anak-anak di Gaza, seperti Shaimaa atau Al-Shawwa menunjukkan bahwa mereka mengalami masa-masa yang menakutkan dan penuh tekanan selama berminggu-minggu serangan brutal Israel. Trauma akibat perang telah merampas sifat anak-anak mereka.

“Mereka lupa apa itu damai, gembira, dan lucu. Mereka Cuma ingat tentang perang, darah, dan kematian,” kata Fadl Abu Hayen, direktur Center for Social Rehabilitation and Crisis Management.

Itulah gambaran anak-anak di Gaza sekarang, mereka kehilangan masa kanak-kanak yang seharusnya bisa mereka nikmati dengan keriangan dan kehangatan. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Queen, Kanada menyebutkan bahwa pola kekerasan yang dialami anak-anak Palestina mengakibatkan dampak psikologis  yang sangat serius dan butuh waktu bertahun-tahun untuk memulihkannya.